Kasus Curanmor di Lotim Tinggi, Pelaku Didominasi Pengguna Narkoba
Jumat, 18 Oktober 2019
Tambah Komentar
![]() |
Ilustrasi Pelaku Curanmor Akibat Narkoba |
Hal itu disampaikan Wakapolres Lotim, Kompol Bayu Eko Pandu Winoto, di depan wartawan, Jum'at (18/10/2019) siang. Menurutnya, pelaku curanmor merasa memiliki jati diri dengan mencuri kendaraan bermotor, selain karena faktor kebutuhan ekonomi.
“Tapi yang paling parah saat ini, pencurian sudah dengan kebutuhan konsumsi Narkoba. Presentase yang lebih tinggi, Narkoba," ungkap Wakapolres.
Sifat Narkoba yang menyebabkan pemakainya ketagihan, diterangkan Bayu, menyebabkan para pelaku mencuri terus menerus. Berapapun besar hasil penjualan barang curian tersebut lanjutnya, tidak dapat menutupi biaya pembelian Narkoba yang sudah terlanjur membuat ketagihan.
"Ranmor curian dijual dengan harga 3 atau 4 juta. Kalau di belikan Narkoba, mungkin dia bisa makai cuma 2, 3 kali. Setelah itu, mencuri lagi," sebutnya.
Upaya pemberantasan tindak pidana pencurian di wilayah hukum Polres Lotim menurut Bayu, telah maksimal. Hal ini terbukti dengan tingginya angka pengungkapan yang di lakukan Sat Reskrim Polres Lotim.
"Cuma, yang patut kita apresiasi dari Satreskrim ini, pengungkapannya luar biasa. Antara kejadian dan pengungkapan berimbang. Begitu terjadi ungkap," papar Bayu.
Ia berharap agar masyarakat memberikan dukungan penuh dalam pengungkapan tindak pidana pencurian yang terjadi di Lombok Timur. (GL/Ded)
Belum ada Komentar untuk "Kasus Curanmor di Lotim Tinggi, Pelaku Didominasi Pengguna Narkoba"
Posting Komentar